“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah :
183)
Bila hitungan hari setiap tahun diwujudkan dalam sosok manusia, maka bagian
paling semerbaknya adalah bulan Ramadhan. Bagi hamba-hamba Allah yang shaleh
dan shalehah, detik-detik menjelang kehadiran Ramadhan adalah saat-saat yang
paling mendebarkan. Ini tentu tidak mengherankan, sebab sepanjang tahun adalah
sekumpulan hari-hari yang menjadi saksi kerinduan mereka pada bulan yang mulia.
Dan setiap kali bulan suci ini akan beranjak pergi, hati mereka diliputi
kesedihan bercampur kegembiraan. Kegembiraan mereka menyambut Idul Fitri, dan
kesedihan karena entah kapan dapat bersua kembali dengan Sang Ramadhan. Apakah
kita termasuk kafilah mereka yang merindukan Ramadhan?
Di sepanjang perjalanan tahun, Allah Azza wa Jalla banyak mengaruniakan
kita saat dan kesempatan untuk meraih balasan yang maksimal dalam waktu yang
begitu singkat. Namun dari semua kesempatan yang dikaruniakan di sepanjang
tahun, mungkin tidak ada yang menyamai kedahsyatan pahala dan ganjaran yang
tersedia di bulan suci Ramadhan.
Di bulan Ramadhan secara khusus, ada ibadah puasa yang hanya Allah sendiri
yang akan menetapkan seberapa banyak pahala yang akan Ia berikan pada sang
hamba. Dan itu berarti, ada peluang untuk mendapatkan balasan yang berlipat
ganda melebihi standar pelipatgandaan yang biasa hanya berkisar 10 hingga 700
kali lipat.
Di bulan Ramadhan pula, Allah menetapkan sebuah malam kemuliaan. Beribadah
di satu malam ini saja akan mengantarkan kita pada penghambaan yang setara
bahkan lebih dengan 1000 bulan lamanya. Dan itu sama dengan 83 tahun 3 bulan.
Yah, satu malam itu saja setara dengan 83 tahun 3 bulan. Shalat yang kita tegakkan
pada malam itu akan setara dengan shalat yang kita tegakkan selama 83 tahun 3
bulan lamanya. Malam seribu bulan itu, kita bisa menyebutnya sebagai Lailatul
Qadar.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
kemuliaan. Dan tahukah
kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai
terbit fajar.” (QS. Al Qadr : 1-5)
Maka tidaklah mengherankan, jika salah satu tipe manusia yang didoakan oleh
malaikat Jibril sebagai manusia celaka,
yang kemudian diaminkan oleh Rasulullah Saw, adalah orang yang Ramadhan datang
menghampirinya, namun saat bulan itu akan beranjak pergi, tak satu pun dosanya
yang diampunkan oleh Allah Swt. Tidakkah doa itu begitu mengerikan, dipanjatkan
oleh malaikat Jibril lalu diaminkan oleh Muhammad Rasulullah Saw? Semoga kita
tidak termasuk ke dalam golongan manusia yang celaka. Aamiin.
Itulah sebabnya, seluruh hamba Allah di sepanjang lintasan waktu, selalu
merindukan hari-hari Ramadhan. Ada banyak mimpi di sana, mimpi tentang ampunan
Allah, karunia Allah, bahkan tentang surga Allah. Karena itu, sepanjang tahun
ada banyak manusia shaleh dan shalehah yang tak putus merindukan bulan mulia
Ramadhan. Apakah kita juga demikian?
Keutamaan Bulan Ramadhan dari
Bulan-bulan yang lain
Allah telah mengutamakan bulan-bulan tertentu melebihi yang lain,
melebihkan beberapa malam dari pada malam yang lain dan mengutamakan saat-saat
tertentu dari saat-saat yang lain. Saat
sahur adalah saat yang paling mulia, malam Lailatul Qadar adalah malam yang
paling baik, hari Arafah adalah hari yang paling agung dan bulan Ramadhan
adalah bulan yang paling mulia dibanding bulan-bulan yang lain.
Sebab Keutamaan Bulan Ramadhan
1. Bulan diturunkannya Al Qur’an
Sebagaimana Allah berfirman,
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur. (QS. Al Baqarah : 185)
2. Bulan yang penuh berkah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia
berkata, “Rasulullah Saw pernah bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan
Ramadhan bulan yang penuh berkah.”
3. Bulan untuk berpuasa dan bulan pengampunan
Rasulullah Saw
bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan beriman dan mengikuti perintah
Allah, maka akan diampuni dosa yang telah dilakukannya.”
4. Bulan penuh rahmat, pengampunan dan kebebasan dari api
neraka.
Rasulullah Saw
dalam satu sabdanya tentang Ramadhan mengatakan, “(Bulan Ramadhan) adalah bulan
yang pertamanya adalah rahmat, pertengahannya adalah pengampunan dan
akhirannya adalah kebebasan dari
neraka.”
5. Terbukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda,
“Dalam bulan Ramadhan dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka.”
6. Setan-setan dibelenggu dan diikat.
Rasulullah Saw bersabda, “Dalam bulan Ramadhan, dibuka pintu-pintu surga
dan ditutup pintu-pintu neraka serta setan-setan dibelenggu.”
7. Di dalamnya ada malam Lailatul Qadar
Rasulullah Saw
bersabda, “Di dalam bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik dari
seribu malam, barang siapa tidak melakukan kebaikan di dalamnya, maka ia
benar-benar tidak melakukan kebaikan.”
(referensi “Wa
Syauqah ya Ramadhan” : Syaikh Qasim Abdullah, Syaikh Yasir Abdurrahman)
Semoga kita termasuk orang-orang shaleh dan shalehah yang senantiasa
merindukan bulan Ramadhan, dan termasuk orang-orang yang beruntung yang dapat
memanfaatkan setiap hela nafas dan setiap detik waktu untuk selalu mengingat
Allah dan beribadah dalam ketaatan kepada Nya. Aamiin.
-Menjelang 41 hari Marhaban ya Ramadhan-