Pages

Minggu, 26 Mei 2013

Merindukan Bulan Ramadhan Wa Syauqah ya Ramadhan



“Sungguh telah datang Ramadhan kepada kalian, bulan penuh berkah. Di dalamnya Allah mewajibkan kalian puasa, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka dikunci, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa terhalang kebaikannya, sungguh dia telah terhalang.” (HR. Imam Ahmad)

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah : 183)

Bila hitungan hari setiap tahun diwujudkan dalam sosok manusia, maka bagian paling semerbaknya adalah bulan Ramadhan. Bagi hamba-hamba Allah yang shaleh dan shalehah, detik-detik menjelang kehadiran Ramadhan adalah saat-saat yang paling mendebarkan. Ini tentu tidak mengherankan, sebab sepanjang tahun adalah sekumpulan hari-hari yang menjadi saksi kerinduan mereka pada bulan yang mulia. Dan setiap kali bulan suci ini akan beranjak pergi, hati mereka diliputi kesedihan bercampur kegembiraan. Kegembiraan mereka menyambut Idul Fitri, dan kesedihan karena entah kapan dapat bersua kembali dengan Sang Ramadhan. Apakah kita termasuk kafilah mereka yang merindukan Ramadhan?

Di sepanjang perjalanan tahun, Allah Azza wa Jalla banyak mengaruniakan kita saat dan kesempatan untuk meraih balasan yang maksimal dalam waktu yang begitu singkat. Namun dari semua kesempatan yang dikaruniakan di sepanjang tahun, mungkin tidak ada yang menyamai kedahsyatan pahala dan ganjaran yang tersedia di bulan suci Ramadhan.

Di bulan Ramadhan secara khusus, ada ibadah puasa yang hanya Allah sendiri yang akan menetapkan seberapa banyak pahala yang akan Ia berikan pada sang hamba. Dan itu berarti, ada peluang untuk mendapatkan balasan yang berlipat ganda melebihi standar pelipatgandaan yang biasa hanya berkisar 10 hingga 700 kali lipat.
Di bulan Ramadhan pula, Allah menetapkan sebuah malam kemuliaan. Beribadah di satu malam ini saja akan mengantarkan kita pada penghambaan yang setara bahkan lebih dengan 1000 bulan lamanya. Dan itu sama dengan 83 tahun 3 bulan. Yah, satu malam itu saja setara dengan 83 tahun 3 bulan. Shalat yang kita tegakkan pada malam itu akan setara dengan shalat yang kita tegakkan selama 83 tahun 3 bulan lamanya. Malam seribu bulan itu, kita bisa menyebutnya sebagai Lailatul Qadar.

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr : 1-5)

Maka tidaklah mengherankan, jika salah satu tipe manusia yang didoakan oleh malaikat Jibril sebagai  manusia celaka, yang kemudian diaminkan oleh Rasulullah Saw, adalah orang yang Ramadhan datang menghampirinya, namun saat bulan itu akan beranjak pergi, tak satu pun dosanya yang diampunkan oleh Allah Swt. Tidakkah doa itu begitu mengerikan, dipanjatkan oleh malaikat Jibril lalu diaminkan oleh Muhammad Rasulullah Saw? Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan manusia yang celaka. Aamiin.

Itulah sebabnya, seluruh hamba Allah di sepanjang lintasan waktu, selalu merindukan hari-hari Ramadhan. Ada banyak mimpi di sana, mimpi tentang ampunan Allah, karunia Allah, bahkan tentang surga Allah. Karena itu, sepanjang tahun ada banyak manusia shaleh dan shalehah yang tak putus merindukan bulan mulia Ramadhan. Apakah kita juga demikian?

Keutamaan  Bulan Ramadhan dari Bulan-bulan yang lain
Allah telah mengutamakan bulan-bulan tertentu melebihi yang lain, melebihkan beberapa malam dari pada malam yang lain dan mengutamakan saat-saat tertentu dari saat-saat yang lain.  Saat sahur adalah saat yang paling mulia, malam Lailatul Qadar adalah malam yang paling baik, hari Arafah adalah hari yang paling agung dan bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia dibanding bulan-bulan yang lain.

Sebab Keutamaan Bulan Ramadhan

1. Bulan diturunkannya Al Qur’an
Sebagaimana Allah berfirman,
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Baqarah : 185)

2.  Bulan yang penuh berkah
Diriwayatkan  dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah Saw pernah bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah.”

3. Bulan untuk berpuasa dan bulan pengampunan
Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan beriman dan mengikuti perintah Allah, maka akan diampuni dosa yang telah dilakukannya.”

4. Bulan penuh rahmat, pengampunan dan kebebasan dari api neraka.
Rasulullah Saw dalam satu sabdanya tentang Ramadhan mengatakan, “(Bulan Ramadhan) adalah bulan yang pertamanya adalah rahmat, pertengahannya adalah pengampunan dan akhirannya  adalah kebebasan dari neraka.”

5. Terbukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, “Dalam bulan Ramadhan dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka.”

6. Setan-setan dibelenggu dan diikat.
Rasulullah Saw bersabda, “Dalam bulan Ramadhan, dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka serta setan-setan dibelenggu.”

7.  Di dalamnya ada malam Lailatul Qadar
Rasulullah Saw bersabda, “Di dalam bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu malam, barang siapa tidak melakukan kebaikan di dalamnya, maka ia benar-benar tidak melakukan kebaikan.”

(referensi “Wa Syauqah ya Ramadhan” : Syaikh Qasim Abdullah, Syaikh Yasir Abdurrahman)

Semoga kita termasuk orang-orang shaleh dan shalehah yang senantiasa merindukan bulan Ramadhan, dan termasuk orang-orang yang beruntung yang dapat memanfaatkan setiap hela nafas dan setiap detik waktu untuk selalu mengingat Allah dan beribadah dalam ketaatan kepada Nya. Aamiin.

-Menjelang 41 hari Marhaban ya Ramadhan-



0 komentar: