Keberkahan berasal dari Allah adalah kebaikan yang menyeluruh. Keberkahan berasal dari sesuatu yang halal dengan tujuan hanya untuk mencari keridhoan Allah. Karena itulah keberkahan pasti berasal dari sesuatu yang halal dan diberikan pada sesuatu yang halal juga. Pada saat itulah, keberkahan akan menjadi semakin besar dan bertambah banyak, dan pada akhirnya menjadi bertambah besar pula pahalanya.
Adalah paman Nabi Saw, Abu Thalib, ketika ia telah duduk menghadapi makanan dan di kanan kirinya pun telah berkumpul anak-anaknya, maka ia berkata kepada mereka. “Janganlah salah seorang dari kalian menjulurkan tangannya ke tempat makanan sampai anakku Muhammad datang.”
Ketika Muhammad telah hadir dan duduk di tengah-tengah mereka, maka barulah mereka mengambil makanan itu. Mereka makan bersama-sama dan kenyang. Padahal, tempat makanan itu tidak pernah penuh dari makanan. Tapi begitulah, makanan yang ada di dalamnya seolah-olah tak pernah habis. Dan itulah berkah!
Pada saat terjadi perang Khandaq (perang parit), kaum muslimin menderita kelaparan hebat karena sedikitnya perbekalan. Jabir bin Abdullah ingin memberikan penghormatan kepada Rasulullah dengan mengundangnya untuk makan bersama. Jabir sendiri saat itu hanya mempunyai seekor kambing kecil, maka ia kemudian menyembelih kambing itu dan meminta istrinya untuk memasaknya dan menghidangkannya. Sang istri pun segera melakukan perintah Jabir. Setelah semua selesai, Jabir pun bergegas menemui Rasulullah untuk mengundang beliau makan.
Menerima undangan makan dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah pun langsung mengumumkannya kepada para sahabat. Bahkan kemudian beliau memerintahkan para sahabat untuk memenuhi undangan Jabir. Jabir dan istrinya pun menjadi bingung, karena maksud awal dari undangannya adalah hanya untuk Rasulullah dan beberapa sahabat saja, karena kambing yang dihidangkannya kecil, sedikit dagingnya, dan tentu hanya cukup untuk beberapa orang saja. Tapi Rasulullah justru mengundang semua sahabat untuk ikut makan.
Saat itu juga, Rasulullah segera datang ke rumah Jabir bin Abdullah. Ketika beliau sudah berdiri di depan pintu, rombongan para sahabat pun ikut masuk ke rumah satu persatu. Mereka semua makan secara bergantian, sehingga semuanya kenyang, ikut merasakan hidangan Jabir bin Abdullah. Rasulullah sendiri makan paling terakhir. Hebatnya, setelah semua makan, daging kambing itu masih sisa separuh. Subhanallah...itulah berkah!
Dikisahkan bahwa suatu hari Rasulullah keluar dari rumah untuk membeli baju di pasar. Saat itu Rasulullah membawa uang delapan dirham. Ketika beliau sampai di salah satu jalan menuju pasar, beliau melihat seorang perempuan muda yang sedang menangis dan tampak ketakutan. Maka Rasulullah pun berhenti dan bertanya kepadanya tentang keadaannya dan apa yang membuatnya menangis. Perempuan muda itu pun menceritakan bahwa keluarganya mengutus dirinya untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Mereka memberinya uang dua dirham. Akan tetapi uang dua dirham itu hilang. Ia takut pulang kepada mereka, karena mereka pasti akan menyakiti dirinya.
Rasulullah menenangkan perempuan muda itu. Beliau kemudian memberikanya uang dua dirham. Rasulullah pun kemudian pergi meneruskan perjalanannya ke pasar. Beliau membeli sebuah baju dengan harga empat dirham. Saat dalam perjalanan pulang, beliau melihat orang tua yang menggunakan baju compang-camping. Tampak jelas dari bajunya yang sobek itu tulang-tulangnya yang menyembul karena badannya yang kurus. Lelaki tua itu berseru, “Barangsiapa yang memberikan pakaian kepadaku, niscaya Allah akan memberinya pakaian dari sutera surga yang berwarna hijau.”
Siapakah orang yang paling dulu menjawab seruan orang tua itu kalau tidak Rasulullah? Maka Rasulullah pun memberikan baju yang baru dibelinya itu kepada lelaki tua itu. Kemudian beliau kembali ke pasar. Beliau membeli baju lagi dengan harga dua dirham, karena hanya uang dirham itulah yang masih tersisa di tangan Nabi. Beliau lebih mengutamakan lelaki tua peminta-minta itu daripada diri beliau sendiri.
Ketika beliau pulang dari pasar dan sampai ke tempat perempuan muda yang beliau tolong sebelumnya, ternyata beliau mendapati perempuan muda itu belum pergi dari tempatnya. Ia masih di tempat itu dan tetap dalam keadaan menangis. Maka Rasulullah pun bertanya kepadanya mengapa ia belum juga pulang ke rumah. Perempuan muda itu berkata, “Saya takut kalau keluargaku akan menyiksaku karena aku sudah pergi terlalu lama.” Rasulullah pun bertanya, “Siapa sebenarnya kamu ini?” Siapa keluargamu itu?” Perempuan muda itu pun memberitahu beliau bahwa sesungguhnya ia adalah salah satu pembantu seorang sahabat Anshar.
Rasulullah pun kemudian berjalan bersama perempuan muda itu untuk mengantarkannya ke kampung Al-Hayy, tempat keluarga perempuan muda itu tinggal. Ketika sampai di sana beliau pun mengucapkan salam kepada mereka, “Salam sejahtera untuk kalian semua, wahai wanita-wanita Anshar!”
Saat Rasulullah sampai di kampung Al-Hayy, kaum lelaki kampung itu tidak ada di rumah, mereka sedang berada di tempat-tempat kerja mereka. Karena itulah, Rasulullah Saw mengucapkan salam kepada kaum wanitanya. Akan tetapi Rasulullah Saw tidak mendengar jawaban salam dari para wanita itu. Maka Rasulullah pun kembali mengulangi salamnya sampai tiga kali. Karena tidak juga ada jawaban, maka beliau berniat untuk kembali. Tapi saat itulah, tiba-tiba terdengar jawaban salam mereka, “Untukmu keselamatan dan kesejahteraan ya Rasulullah!”
Maka Rasulullah pun bertanya kepada mereka, mengapa mereka tidak menjawab salam beliau mulai dari semula? Mereka menjawab, “Kami ingin keberkahan dari salam engkau menjadi semakin bertambah atas diri kami, ya Rasulullah.”
Rasulullah berkata, “Ini adalah perempuan muda kalian. Dia terlambat datang kepada kalian. Ia takut kalian akan menyiksanya. Maka timpakanlah kesalahannya padaku!” Rasulullah sendiri ketika itu tidak memberitahukan tentang kehilangan dua dirham yang di alami oleh perempuan muda itu.
Mendengar perkataan Rasulullah, para wanita Anshar itu pun berkata, “Ya Rasulullah, kami telah memaafkan dan mengampuninya, bahkan kami akan menambah kebaikan untuknya. Saksikanlah ya Rasulullah, dia merdeka saat ini juga karena Allah. Karena dia telah berjalan bersama engkau yang mulia.”
Mendengar itu, Rasulullah pun bersabda, “Sungguh saya tidak pernah mendapati uang delapan dirham yang di dalamnya ada keberkahan yang melebihi uang delapan dirham ini. Dengan uang delapan dirham ini, Allah telah memberikan baju kepada dua orang yang telanjang, telah memberikan keamanan kepada oarang yang ketakutan, dan telah memerdekakan seorang budak wanita.”
Allah akan mengangkat amal shaleh ke sisi-Nya, karena amal shaleh adalah jalan menuju kepada-Nya, yang pahalanya adalah surga. Karena itu jangan pernah berhenti berharap untuk datangnya keberkahan dalam hidup kita, karena sesungguhnya kita tidak menginginkan atas semua kebaikan yang telah kita lakukan, melainkan untuk mencari keridhoan Allah.
(Refrensi : “30 Amalan Shalihan Tudkhiluka Al-Jannah wa Tunjika min An-Nar”, Muhammad Ali Quthb)
Teruntuk sahabat ku, semoga keberkahan selalu tercurah di setiap kehidupanmu. Aamiin.
- Bersama meraih ridho Allah


0 komentar:
Posting Komentar