Pages

Jumat, 29 Maret 2013

Prahara Alam Kubur


Sahabatku, pernahkah suatu hari engkau berkhayal tidak menjadi seorang muslim, semoga Allah Swt mengampunimu, hidup sebagai orang kafir, memerangi Rasululullah Saw, mengingkari ayat-ayat-Nya, melawan perintah-perintah-Nya, mendustakan rasul-rasul-Nya, tidak mengerjakan sesuatu yang mendekatkan dirimu kepada Allah serta terus menjalani keadaan seperti ini sampai malaikat maut menemuimu dan dirimu mati dalam keadaan seperti itu? Kemudian engkau menyaksikan di dalam kubur berbagai jenis adzab. Kemudian engkau dibangkitkan dan berdiri di padang mahsyar selama 50 ribu tahun dalam keadaan tidak beralaskan kaki dan memakai baju serta tidak mendapatkan sesuap roti pun dan segelas air pun. Kemudian Allah menghisabmu dengan hisab yang sulit, lalu memasukkanmu ke dalam neraka dan dirimu abadi di dalamnya selama-lamanya.

Sahabatku, kemudian ingatlah keadaanmu sekarang ini, ketika dirimu menjadi seorang muslim muwahhid yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, beriman kepada Allah dan hari akhir, menyembah Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan semua yang diperintah-Nya sehingga dirimu hidup dalam keadaan seperti ini dan mati pun dalam keadaan seperti ini. Kemudian dirimu melihat kenikmatan di dalam kubur yang tidak dapat digambarkan. Kemudian dirimu dibangkitkan pada hari kiamat untuk berada di bawah naungan ‘Arsy Ar-Rahman dan minum dari kolam Nabi Saw. Kemudian Allah Swt menghisabmu dengan hisab yang mudah dan memasukkanmu ke dalam surga untuk melihat kenikmatan abadi dan hidup kekal di dalamnya.

Nabi Muhammad Saw telah menggambarkan kepada kita perjalanan orang-orang yang bahagia dan perjalanan orang-orang yang sengsara dalam sebuah hadits panjang.

Nabi Muhammmad Saw bersabda,
“Sesungguhnya jika seorang hamba mukmin terputus dari dunia dan menghadap akhirat, maka turunlah kepadanya para malaikat yang berwajah putih. Wajah mereka seakan-akan matahari. Mereka membawa kafan surga dan pengawet dari surga, kemudian duduk di sampingnya sepanjang pandangan mata. Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk di kepalanya. Malaikat itu berkata, ‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan ridha-Nya.’ Jiwa itu pun keluar sebagaimana keluarnya tetesan air dari mulut ember. Tatkala malaikat maut mengambilnya, para malaikat tidak membiarkan jiwa itu berada di tangannya sekejap mata pun. Mereka mengambilnya dan meletakkannya di dalam kafan ini dan dalam pengawet itu. Keluarlah darinya seperti aroma kesturi paling baik yang pernah ada di muka bumi. Kemudian mereka membawanya naik. Setiap kali mereka melewati kelompok malaikat, para malaikat itu berkata, ‘Siapakah ruh yang baik ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin Fulan’, dengan nama terbaiknya ketika di dunia sehingga mereka sampai di langit dunia. Kemudian mereka meminta dibukakan untuknya, maka dibukakanlah untuk mereka. Para malaikat yang mendekatinya di setiap langit mengantarkannya ke langit berikutnya sampai berakhir di langit ke tujuh. Allah Swt berfirman, ‘Tulislah kitab hamba-Ku di ‘Illiyyin. Kembalikanlah hamba-Ku ini ke dunia. Sesungguhnya Aku menciptakan mereka darinya, Aku akan mengembalikan mereka padanya dan Aku akan membangkitkan mereka darinya untuk kali berikutnya.’”

Rasulullah Saw bersabda, “Maka dikembalikanlah ruhnya. Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukinya seraya bertanya, ‘Siapakah Tuhanmu?’ Mayit itu menjawab, ‘Tuhanku adalah Allah.’ Kedua malaikat bertanya, ‘Apa agamamu?’ Mayit itu menjawab, ‘Agamaku Islam.’ Kedua malaikat bertanya, ‘Siapakah laki-laki ini yang diutus di antara kalian?’ Mayit itu menjawab, ‘Dia adalah Rasulullah.’ Kedua malaikat berkata, ‘Apa yang engkau ketahui?’ Mayit itu menjawab, ‘Saya membaca Kitabullah, mengimaninya dan mempercayainya.’ Maka, sebuah seruan di langit menyeru, ‘Hamba-Ku benar.’ Kemudian datanglah kepadanya angin surga dan kenikmatannya serta dilapangkan untuknya kuburannya sepanjang pandangannya.’”

Rasulullah Saw bersabda, “Kemudian datanglah kepadanya seorang laki-laki yang berwajah tampan, berpakaian bagus dan beraroma harum seraya berkata, ‘Berbahagialah dengan sesuatu yang membahagiakanmu. Inilah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu.’ Mayit tersebut bertanya kepadanya, ‘Siapakah engkau? Wajahnya adalah wajah yang membawa kebaikkan.’ Laki-laki itu menjawab, ‘Saya adalah amal shalihmu.’ Mayit tersebut berkata, ‘Tuhanku, Tuhanku, segerakanlah hari kiamat agar saya dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku.’

Sesungguhnya hamba yang kafir jika terputus dari dunia dan menghadap akhirat, maka turunlah kepadanya para malaikat yang berwajah hitam. Mereka membawa kain kasar. Kemudian mereka duduk di sampingnya sepanjang pandangan mata. Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata, ‘Wahai jiwa yang menjijikkan! Keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya.’ Ruh itu lalu meninggalkan jasadnya dan tercabut sebagaimana tercabutnya daging dari bulu yang basah. Tatkala malaikat maut mengambilnya, mereka tidak membiarkan ruh itu berada di tangannya sekejap mata pun sampai meletakkannya di dalam kain kasar itu. Keluarlah darinya seperti bau mayat paling busuk yang pernah ada di muka bumi. Kemudian mereka membawanya naik. Setiap kali mereka melewati sekelompok malaikat, para malaikat itu bertanya, ‘Siapakah ruh yang menjijikkan ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin Fulan’, dengan namanya yang paling jelek di dunia. Ruh itu minta dibukakan untuknya pintu langit, tetapi tidak dibukakan.”

Rasulullah Saw kemudian membaca ayat, “Tidak dibukakan untuknya pintu-pintu langit.” “Allah Swt berfirman, ‘Tuliskanlah kitabnya di sijjin di bumi yang paling bawah. ‘Kemudian di campakkanlah ruhnya dan dikembalikan ke jasadnya. Kemudian datanglah kepadanya dua malaikat dan mendudukinya seraya bertanya, ‘Siapakah Tuhanmu?’ Dia menjawab, ‘Ah..ah..saya tidak tahu.’ Kedua malaikat bertanya, ‘Apa agamamu?’ Dia menjawab, ‘Ah..ah..saya tidak tahu.’ Kedua malaikat itu bertanya, ‘Siapakah laki-laki itu yang diutus kepada kalian?’ Diam menjawab, ‘Ah..ah..saya tidak tahu.’”

Rasulullah Saw bersabda, “Lalu berserulah seruan di langit, ‘Dia berdusta. Bentangkanlah untuknya kasur dari neraka dan bukakanlah untuknya pintu ke neraka.’ Maka didatangkanlah kepadanya panas neraka dan hembusan anginnya serta disempitkan kuburanya sehingga tulang-tulang rusuknya beradu. Kemudian datanglah kepadanya seorang laki-laki yang berwajah jelek, berpakaian jelek dan berbau busuk seraya berkata, ‘Berbahagialah dengan sesuatu yang menyengsarakanmu. Inilah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu.’ Mayit itu bertanya, ‘Siapakah dirimu? Wajahnya membawa keburukan.’ Laki-laki tersebut menjawab, ‘Saya amalan kejimu.’ Mayit itu berkata, ‘Ya Tuhan! Jangan Engkau jadikan hari kiamat.’” (HR. Abu Dawud)

Sahabatku, seringkali kita terbuai dengan kehidupan dunia dan terkadang kita lupa dengan kehidupan akhirat. Pernahkah kita berpikir, apa impian kita di akhirat? Bagaimana keadaan yang kita impikan saat bertemu dengan Allah?

Sahabatku, apa yang telah kita persiapkan untuk bertemu dengan Allah? Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk bertemu dengan Allah? Tak jarang yang muda mendahului yang tua dan tak jarang pula mereka yang belum memiliki persiapan. Kematian adalah sebuah ketetapan di balik hijab Allah. Tak seorang pun manusia yang mengetahuinya, kapan, dimana, bagaimana dan seperti apa. Semoga jika telah tiba saat kita bertemu dengan Allah, kita telah mempersiapakan diri dengan amalan-amalan kebaikan.

Kebaikan hanya datangnya dari Allah, dan kesalahan datangnya dari diri dhoif ini. Mohon maaf jika ada kesalahan dan kehilafan. Semoga catatan sederhana ini mampu menjadi sebuah perenungan diri khususnya diri sendiri. Semoga kita semua mampu menjadi pribadi yang terbaik di hadapan Illahi dan hamba yang senantiasa mencintai dan dicintai-Nya. Aamiin.

0 komentar: