Pages

Jumat, 29 Maret 2013

Lima Perkara yang Menjauhkanmu dari Maksiat kepada Allah


Jika Allah menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya, maka dibukakanlah untuknya pintu-pintu taubat, penyesalan, perasaan patah hati, perasaan hina, meminta tolong kepada-Nya, benar-benar kembali kepada-Nya, selalu tunduk dan berdo’a serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan kebaikan-kebaikan yang memungkinkan bagi dirinya. Keburukan itu bukan sebab rahmat-Nya sehingga seorang musuh Allah mengatakan, “Alangkah baiknya jika saya menjauhinya dan tidak melakukannya.”


Suatu hari seorang laki-laki pergi menemui Ibrahim bin Adham, dia salah seorang dokter hati, dan berkata, “Saya telah melakukan dosa terhadap diri sendiri. Kemukanlah kepadaku sesuatu yang akan menjauhinya.” Ibrahim lantas berkata kepadanya, “Jika engkau mampu melakukan lima perkara, pasti engkau tidak pernah menjadi tukang maksiat.” Karena sangat ingin mendengarkan nasihatnya, laki-laki itu berkata, “Terangkanlah kepadaku, wahai Ibrahim!” Ibrahim menjawab, “Pertama, jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, jangan makan sedikit pun dari rezekinya.” Laki-laki itu heran dan bertanya-tanya, “Bagaimana engkau bisa mengucapkan itu wahai Ibrahim, padahal semua rezeki berasal dari Allah?” Ibrahim menjawab, “Jika engkau mengetahui itu, pantaskah engkau memakan rezeki-Nya sambil bermaksiat kepada-Nya?” Dia menjawab, “Tidak, wahai Ibrahim! Berikutnya?”

Ibrahim berkata, “Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, jangan tinggal di wilayah kekuasaan-Nya.”  Laki-laki itu lebih heran lagi, kemudian berkata, “Bagaimana engkau bisa mengucapkan itu wahai Ibrahim, padahal semua wilayah adalah milik Allah?” Ibrahim berkata kepadanya, “Jika engkau mengetahui itu, pantaskah engkau tinggal di wilayah kekuasaan-Nya sambil bermaksiat kepada-Nya?” Dia menjawab, “Tidak, wahai Ibrahim! Yang ketiga?”

Ibrahim berkata, “Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, carilah tempat yang tidak terlihat oleh siapa pun.” Laki-laki itu berkata, “Bagaimana engkau bisa mengatakan itu wahai Ibrahim, padahal Allah mengetahui semua rahasia (mengetahui yang tersembunyi dan yang terang-terangan) dan mendengar langkah kaki semut di atas batu hitam pada malam yang gelap?” Ibrahim lalu berkata kepadanya, “Jika engkau mengetahui itu, pantaskah engkau bermaksiat kepada-Nya?” Dia menjawab, “Tidak, wahai Ibrahim! Yang keempat?”

Ibrahim berkata, “Jika engkau didatangi malaikat maut untuk mencabut nyawamu, katakan kepadanya agar menunda kematianmu sejenak.” Laki-laki berkata, “Bagaimana engkau bisa mengatakan itu wahai Ibrahim, padahal Allah Ta’ala berfirman, Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (QS. An-Nahl : 61) Ibrahim pun berkata kepadanya, “Jika engkau mengetahui itu, maka bagaimana engkau bisa mengharapkan keselamatan?” Laki-laki tersebut berkata, “Ya! Terangkan yang kelima, wahai Ibrahim!”

Ibrahim berkata, “Jika Zabaniyah, yaitu para malaikat penunggu neraka jahannam, mendatangimu untuk membawamu ke neraka jahannam, jangan mau pergi bersama mereka.” Belum selesai laki-laki ini mendengar nasihat kelima, dia berkata sambil menangis, “Cukup, Ibrahim! Saya memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” Laki-laki itu kemudian tidak pernah meninggalkan ibadah sampai meninggal dunia.


(Refrensi : “La Tahzan for Trouble Solutions”)

Teruntuk semua sahabatku, semoga bermanfaat. Keep istiqomah dalam keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya.. ^^

0 komentar: