Pages

Jumat, 29 Maret 2013

Nasehat Seorang Ayah pada Putrinya


 


Sang mentari telah melambaikan sinarnya yang jingga nan memerah. Menandakan bahwa hari telah senja dan mentari akan kembali ke peraduannya. Seiring berjalannya waktu, siang pun berganti malam. Sore itu tampak cerah meski terkadang tertutup awan mendung. Bersama keluarga (ayah, ibu dan adik) menikmati senja dengan menonton tv. Sore itu kami menonton siaran berita. Hmm..lagi-lagi soal korupsi, politik, kerusuhan dan sebagainya. Sungguh ironis, seolah kita kembali ke masa zaman jahiliyah.

Saat kami sedang asyik mendengarkan salah satu berita, tiba-tiba ayah berkata, “Itulah yang dikatakan seseorang mengalami kebangkrutan.” Kami (ibu, saya dan adik) hanya terdiam dan saling berpandangan, berharap ada yang mengerti maksud ayah. Tiba-tiba ayah bertanya, “Ada yang mengerti apa yang dimaksud seseorang dikatakan mengalami kebangkrutan?”

Kami hanya terdiam dan saling berpandangan tanda tak mengerti. Kemudian ayah pun berkata, “Membina rumah tangga seperti halnya membangun sebuah perusahaan. Merintis dari awal dengan do’a dan harapan, meniti setapak demi setapak dengan kesabaran, ketulusan, keikhlasan, kesetiaan dan pengorbanan, berharap tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dan kesuksesan.”

Ketika seseorang membangun sebuah perusahaan, ia merintis dari awal, segalanya ia korbankan, namun setelah berada di pertengahan usaha yang dijalaninya tiba-tiba ia meninggalkan usaha tersebut dan beralih ke usaha yang lain, kemudian ia merintis usaha barunya dari awal lagi dan usaha lama ditinggalkan tak ada hasil. Itulah yang dikatakan seseorang mengalami kebangkrutan.

Begitu juga membina rumah tangga, bersama-sama merintis dari awal pernikahan dengan do’a dan harapan, bersama-sama melewati saat-saat tersulit. Sudah memiliki seorang istri yang sholehah dan cantik, juga memiliki seorang suami yang sholeh dan bertanggungjawab, namun hanya karena nafsu semata harus berpisah di pertengahannya. Siapakah yang rugi? Tentu anak buah cinta orangtuanya. Ayah dan Ibu mereka hidup sendiri-sendiri dengan pasangan mereka yang baru. Sementara anak-anak mereka, buah cinta mereka akan kekurangan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya. Itulah yang dikatakan seseorang mengalami kebangkrutan dalam berumahtangga.

Seberat apapun gelombang ujian, seberat apapun badai kepedihan, tetaplah bertahan dan bersabar mengarungi samudera kehidupan hingga kapalmu bersandar di dermaga surga-Nya. Pahami dan mengertilah kehidupan ini dengan baik. Jangan melihat sesuatu dari satu sisi, tapi lihatlah dari berbagai sisi yang berbeda, maka engkau akan temukan hikmah yang dapat kau jadikan pelajaran dalam hidupmu.

Rasulullah Saw bersabda, “Pandangan mata itu (laksana) anak panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barangsiapa menahan pandangannya dari keindahan-keindahan wanita, maka Allah mewariskan kelezatan di dalam hatinya hingga hari ia bertemu dengan-Nya.” (HR. Ahmad)

Rasulullah Saw bersabda, “Tiga golongan yang akan langsung di azab Allah di dunia, yaitu: anak yang durhaka pada orangtuanya, orang yang menyakiti pasangannya dan orang yang mengambil hak orang lain.”

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 102)


(Nasehat Ayah pada putrinya)

Love you, Ayah. You are my inspiration in my life. Engkau telah mengajarkan aku arti kehidupan ini. Semoga diriku mampu menjadi putri terbaikmu di hadapan-Nya.

Putrimu yang selalu mencintai dan menyayangimu.

-Teruntukmu sahabatku, semoga nasehat ini dapat bermanfaat untuk mu. Bagi engkau yang telah membina rumahtangga, semoga keberkahan-Nya selalu menyertaimu dan keluargamu. Dan untuk engkau yang sedang menunggu janji indah-Nya, semoga istiqomah dalam mempersiapkan diri menjadi yang terbaik, agar kelak engkau pantas dan layak untuknya yang mencintai dan menyayangimu karena-Nya.

0 komentar: